Oleh : Ustaz Darwita
pdpmjepara.org- Ragam kegiatan di Bulan Ramadhan di Masjid Al-Istiqomah Tahunan Jepara, selain berbuka puasa bersama, juga ada kegiatan dakwah berupa tausiyah sebelum sholat Magrib dan usai sholat subuh. Kali ini, usai sholat subuh, pada tanggal 13 April 2022, bertepatan dengan 12 Ramadhan 1443 H., tausiyah disampaikan oleh Ustaz Darwita, dengan mengusung tema “Orang paling mulia di sisi Allah, SWT.” Dalam mukaddimahnya, Ustaz Darwita mengutip Quran Surah Ali Imran ayat 102, Allah, SWT. Berfirman bahwa :
يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ ٱتَّقُوا۟ ٱللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِۦ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنتُم مُّسْلِمُون
Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah sebenar-benar takwa kepada-Nya; dan janganlah sekali-kali kamu mati melainkan dalam keadaan beragama Islam. (QS. Ali-Imran:102)
Lebih lanjut Ustaz Darwita menerangkan kepada para jamaah untuks selalu mengucapkan rasa syukur kepada Allah. SWT. : “Marilah pada kesempatan yang baik kali ini, yang Allah memberikan kemuliaan pada kita karena kali ini kita masih dalam bimbingan, petunjuk dan hidayah-Nya karena kalau kita tidak dapat hidayah dari Allah, SWT. Tentu kita tidak akan mampu melangkahkan kaki menuju ke masjid yang kita cintai ini. Maka sudah selayaknyalah kita sebagai seorang hamba yang sangat lemah ini senantiasa memujinya dan mensyukuri atas segala nikmat-nikmat yang telah diberikan Allah kepada kita semua.”, terangnya.
Ia menjelaskan bahwa dalam sebuah hadits disebutkan bahwa dari muttafaqun ‘alaih Radhiyallahu anhu, beliau menceritakan bahwa pada suatu hari berkumpullah antara Rosulullah dengan para sahabat, kemudian dalam majelis itu beberapa sahabat bertanya kepada Rosulullah. “Wahai Rosulullah, siapakah orang yang paling mulia?. Rosulullah menjawab: “Orang yang bertakwa”. Kemudian para sahabat bertanya lagi: “Bukan itu yang kami tanyakan wahai Rosulullah?”. Lalu Rosulullah menjawab: “Kalau begitu yang paling mulia adalah Nabi Yusuf, karena Nabi Yusuf itu memiliki silsilah yang baik, Yusuf Bin Yakub, Yakub Bin Ishak, Ishak Bin Ibrahim”. Keturunan para Nabi, kemudian para sahabat bertanya lagi: “Bukan itu yang kami maksud ya Rosulullah?”. Rosulullah kemudian menyampaikan: “Kalau yang kamu maksud adalah orang-orang arab yang baik, maka orang-orang arab yang baik adalah orang-orang arab yang punya budi pekerti yang baik ketika jaman jahiliyah maupun ketika memasuki Islam dan mereka mengetahui tentang hukum-hukum Islam”.
Dari jawaban Rosulullah ketika para sahabat bertanya siapa orang yang paling mulia, Rosulullah langsung menjawab adalah orang yang paling bertakwa. Jadi jawaban yang pertama adalah orang yang bertakwa.
Didalam Al-Quran menurut pendapat Bapak Prof.Din Syamsudin, kata-kata takwa itu ada sekitar 245 didalam Al-Quran. Di Surat Al-Baqarah, itu ada 27 ayat, di Surat Al-Imran ada 18 ayat, di Surat Asy-Syu’ara’ ada 17 ayat, di Surat Al-Maidah ada 14 ayat, di surat-surat yang lain ada diantara 1 sd 10 ayat. Begitulah pentinganya, utamanya, bagi seorang hamba untuk mencapai derajat ketakwaan di sisi Allah, SWT. Ditekankan begitu banyak ayat didalam Al-Quran supaya baik manusia ataupun orang-orang yang beriman, diperintahkan oleh Allah, SWT. untuk bertakwa. Mengapa baik manusia atau orang yang beriman, karena dalam ayat-ayat tersebut ketetapan itu diperintahkan ada yang kepada manusia maupun diperintahkan kepada orang-orang yang beriman. Seperti misalnya didalam Al-Quran Surat Al-Baqarah, ayat 21, Allah, SWT. Berfirman :
يٰٓاَيُّهَا النَّاسُ اعْبُدُوْا رَبَّكُمُ الَّذِيْ خَلَقَكُمْ وَالَّذِيْنَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُوْنَۙ
Wahai manusia! Sembahlah Tuhanmu yang telah menciptakan kamu dan orang-orang yang sebelum kamu, agar kamu bertakwa.
Berdasar ayat tersebut, perintah-Nya kepada manusia, wahai manusia, sembahlah Tuhanmu yang telah menciptakanmu, dan menciptakan orang-orang sebelum kamu, supaya kamu bertakwa.
Kemudian didalam surat An-Nisa’ ayat 1, Allah, SWT. berfirman :
يٰٓاَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوْا رَبَّكُمُ الَّذِيْ خَلَقَكُمْ مِّنْ نَّفْسٍ وَّاحِدَةٍ وَّخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالًا كَثِيْرًا وَّنِسَاۤءً ۚ وَاتَّقُوا اللّٰهَ الَّذِيْ تَسَاۤءَلُوْنَ بِهٖ وَالْاَرْحَامَ ۗ اِنَّ اللّٰهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيْبًا
Wahai manusia! Bertakwalah kepada Tuhanmu yang telah menciptakan kamu dari diri yang satu (Adam), dan (Allah) menciptakan pasangannya (Hawa) dari (diri)-nya; dan dari keduanya Allah memperkembangbiakkan laki-laki dan perempuan yang banyak. Bertakwalah kepada Allah yang dengan nama-Nya kamu saling meminta, dan (peliharalah) hubungan kekeluargaan. Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan mengawasimu.
Ini contoh 2 ayat perintah takwa kepada manusia, kemudian setelah itu ayat-ayat yang membicarakan masalah takwa kepada orang beriman ternyata iman saya belumlah cukup untuk bekal kita menghadap Allah, SWT.
Didalam Al-Quran surat Ali-Imran ayat 102, Allah, SWT. berfirman bahwa :
يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ ٱتَّقُوا۟ ٱللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِۦ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنتُم مُّسْلِمُون
Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah sebenar-benar takwa kepada-Nya; dan janganlah sekali-kali kamu mati melainkan dalam keadaan beragama Islam. (QS. Ali-Imran:102)
Diperintahkan yang sudah memiliki keimanan untuk agar derajatnya lebih meningkat lagi, yaitu menjadi orang-orang yang bertakwa. Orang yang berkuasa adalah orang-orang yang beriman untuk mencapai derajat ketakwaan sebagaimana Allah, SWT. berfirman dalam Surat Al Baqarah ayat 183 :
يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ كُتِبَ عَلَيْكُمُ ٱلصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى ٱلَّذِينَ مِن قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ
Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa
Ayat tersebut menerangkan bahwa takwa juga diperintahkan kepada orang yang beriman supaya mengerjakan puasa di bulan Ramadhan.
Didalam Surat Al-Hasr ayat 18, Allah, SWT. berfirman :
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوا اتَّقُوا اللّٰهَ وَلْتَنْظُرْ نَفْسٌ مَّا قَدَّمَتْ لِغَدٍۚ وَاتَّقُوا اللّٰهَ ۗاِنَّ اللّٰهَ خَبِيْرٌ ۢبِمَا تَعْمَلُوْنَ
Wahai orang-orang yang beriman! Bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap orang memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat), dan bertakwalah kepada Allah. Sungguh, Allah Mahateliti terhadap apa yang kamu kerjakan.
Untuk mencapai derajat ketakwaan ini, Allah tidak kemudian memaksakan kita dengan beribadah yang berlebihan, karena dalam beberapa ayat dan hadits disebutkan adanya larangan beribadah secara berlebihan.Maka Allah, SWT. mengingatkan kita dalam Surat At-Taghabun Ayat 16, Allah, SWT. berfirman :
فَٱتَّقُوا۟ ٱللَّهَ مَا ٱسْتَطَعْتُمْ وَٱسْمَعُوا۟ وَأَطِيعُوا۟ وَأَنفِقُوا۟ خَيْرًا لِّأَنفُسِكُمْ ۗ وَمَن يُوقَ شُحَّ نَفْسِهِۦ فَأُو۟لَٰٓئِكَ هُمُ ٱلْمُفْلِحُونَ
Maka bertakwalah kamu kepada Allah menurut kesanggupanmu dan dengarlah serta taatlah dan nafkahkanlah nafkah yang baik untuk dirimu. Dan barangsiapa yang dipelihara dari kekikiran dirinya, maka mereka itulah orang-orang yang beruntung.
Didalam kita mentaati perintah-perintah Allah, SWT. ini diberbagai ayat dan diberbagai hadits, diterangkan bahwa Allah, SWT. memberikan keringanan sesuai dengan kemampuan kita. Walau demikian, kita tetap berusaha semaksimal mungkin karena syurga itu harganya tidak murah bahkan mungkin kita sudah bersusah payah, beramal, beribadah, menurut kita sudah maksimal, kita tidak tahu, apakah ibadah kita, diterima oleh Allah, SWT. Mari kita mohon kepada Allah, SWT., mudah-mudahan, apa yang kita amalkan ini, mendapatkan ridlo dari Allah, SWT. Salah satu sifat perilaku akhlak yang buruk yang bisa menghilangkan amal-amal kita atau justru menanggung beban orang lain, salah satu akhlak yang buruk adalah kalau kita melakukan perbuatan Namimah merupakan salah satu sifat atau akhlak mazmumah (akhlak tercela) dalam Islam yaitu sifat suka menceritakan aib, kejelakan atau keburukan seseorang dengan niat untuk mengadu domba. Dalam hadits disebutkan bahwa :
لا يَدخُلُ الْجَنَّةَ نَمَّامٌ
Tidak akan masuk surga seorang penghasut. (HR. Muslim)